Pengertian Limbah Rumah Tangga Dan Contohnya
Berdampak pada lingkungan
Jika tidak dikelola dengan benar, dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, seperti pencemaran tanah dan air, kerusakan ekosistem, dan berdampak pada keanekaragaman hayati.
Limbah Domestik-Isu limbah merupakan masalah yang sulit untuk diselesaikan karena terus muncul seiring perkembangan kehidupan manusia. Berbagai kegiatan manusia seperti industri, pertanian, dan aktivitas sehari-hari menghasilkan limbah.
Limbah domestik adalah jenis limbah yang paling banyak dihasilkan oleh manusia saat ini. Limbah domestik adalah sisa atau bahan buangan yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia, termasuk dari rumah tangga, sekolah, penginapan, restoran, perkantoran, pasar, mall, dan lainnya.
Memiliki bau tak sedap
Saat limbah organik terurai, biasanya menghasilkan gas seperti metana, amonia, dan hidrogen sulfida. Gas-gas tersebut dapat menimbulkan bau tak sedap dan menjadi sumber pencemaran udara jika tidak diolah dengan benar.
Pengelolaan Limbah Padat Domestik
Beberapa proses dapat dilakukan untuk mengelola limbah padat domestik.
Salah satu cara pengelolaan limbah padat yang umum dilakukan adalah dengan melakukan pemilahan. Dalam cara ini, limbah padat akan dipisahkan menjadi limbah organik (sampah basah) dan limbah anorganik (sampah kering). Limbah organik (sampah basah) dapat diolah menjadi pupuk organik atau pupuk kompos, sementara limbah anorganik (sampah kering) dapat didaur ulang atau dijual ke pemulung sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki nilai.
Pengertian dari pewadahan adalah kegiatan menampung sementara sampah secara mandiri sebelum dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kegiatan pewadahan dilakukan dengan menyiapkan wadah untuk memisahkan limbah anorganik berdasarkan jenis atau bahannya.
Ada dua cara yang umum dilakukan dalam proses pengumpulan limbah padat. Pertama, dilakukan oleh petugas kebersihan yang datang ke masing-masing tempat untuk mengangkut atau memindahkan sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Alternatif kedua adalah dengan cara komunal langsung, yaitu pengambilan limbah padat dari setiap titik komunal untuk langsung diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa perlu dipindahkan terlebih dahulu.
Proses pembawaan sampah padat dengan cara pengumpulan komunal langsung dilakukan dengan memanfaatkan kendaraan pengangkut seperti compactor truck dan arm roll truck. Setiap kendaraan tersebut memiliki kapasitas yang berbeda, yaitu 6 m3 dan 4 m3.
Baca juga: Karakter: Pengertian, Unsur, Jenis, dan Pembentuknya
Kendaraan pengangkut compactor truck memiliki kemampuan untuk mengepress sampah padat sehingga dapat menampung lebih banyak sampah. Kedua jenis kendaraan pengangkut sampah padat ini dilengkapi dengan lengan tarik hidrolik untuk memudahkan proses pengangkutan dan pembongkaran sampah tanpa harus bersentuhan langsung dengan sampah tersebut.
Limbah padat yang telah dikumpulkan dan diangkut kemudian akan diarahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sebelum dipindahkan ke tempat pengolahan dan daur ulang atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Setelah sampah padat mencapai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), langkah selanjutnya adalah melakukan isolasi atau penguburan yang aman untuk menghindari dampak negatif bagi lingkungan. Selain itu, TPA juga akan melakukan beberapa tindakan lain seperti memilah sampah, mendaur ulang sampah anorganik, dan mengomposkan sampah organik.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan limbah padat domestik merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Proses pengelolaan limbah padat meliputi beberapa tahap, antara lain pemilahan, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Pada tahap pemilahan, limbah padat dipisahkan menjadi limbah organik dan anorganik agar dapat diolah secara terpisah. Pada tahap pewadahan, limbah padat ditempatkan dalam wadah terpisah berdasarkan jenisnya. Tahap pengumpulan dilakukan oleh petugas kebersihan atau melalui pengumpulan komunal langsung menggunakan kendaraan pengangkut jenis compactor truck dan arm roll truck.
Setelah dikumpulkan, limbah padat akan dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sebelum dipindahkan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Di TPA, limbah padat akan diisolasi atau ditimbun secara aman dan diolah dengan melakukan pemilahan, daur ulang, serta pengomposan. Dengan melaksanakan proses pengelolaan limbah padat secara baik, diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah dampak negatif pada kesehatan masyarakat.
Please follow and like us:
KOMPAS.com – Ada berbagai jenis limbah yang dihasilkan manusia, salah satunya adalah limbah cair. Apa yang dimaksud dengan limbah cair dan apa saja contoh limbah cair? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan berikut ini!
Dilansir dari Environmental Waste Disposal, limbah cair adalah air atau cairan yang berbahaya dan berpotensi membahayakan kesehatan manusia juga lingkungan.
Limbah cair adalah padatan terlarut dalam air yang merupakan sisa-sisa kegiatan rumah tangga, industri, pertanian, ataupun perdagangan.
Baca juga: Limbah B3: Pengertian, Karakteristik, dan Cara Penanganannya
Menurut United States Environmental Protection Agency, limbah cair adalah semua limbah yang melewati filter sebesar 0,45 mikron pada tekanan 75 psi.
Limbah cair termasuk limbah yang berbahaya, karena sulit diambil seperti limbah padat.
Dilansir dari The Ohio State University, limbah cair dapat menyebar dengan mudah dan mudah mencemari sumber cairan lain jika bersentuhan.
Limbah cair juga dapat mengan mudah mengalir, terbawa, dan juga meresap ke tanah serta lingkungan dan menyebabkan bahaya bagi manusia, hewan, juga tumbuhan.
Karena sulit untuk dibersihkan setelah masuk ke lingkungan, maka limbah cair harus ditanangani dengan hati-hati. Di mana limbah cair tidak dapat langsung dibuang ke lingkungan.
Baca juga: Perbedaan Limbah Organik dan Anorganik beserta Contohnya
Kehidupan masyarakat modern pada dasarnya sangat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan jumlah limbah non domestik. Banyak sedikitnya jumlah limbah non domestik yang dihasilkan oleh rumah tangga dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti pendapatan dan gaya hidup, yang berpengaruh terhadap konsumsi produk yang digunakan.
Contoh limbah non-domestik ini misalnya sisa-sisa makanan maupun bentuk limbah anorganik lainnya, dengan syarat harus bersifat komersial.
Limbah non domestik dikenal pula dengan limbah komersial yang tentusaja identik dengan jenis limbah selain sampah rumah tangga yang biasanya dihasilkan sebagai hasil dari operasi organisasi nirlaba atau menjalankan bisnis, termasuk pemotongan rumput, dan taman dari pemeliharaan normal tempat bisnis perkantoran, dan lain sebagainya.
Pengelolaan Limbah Domestik Cair
Salah satu cara untuk mengelola limbah cair domestik guna mengurangi pencemaran pada lingkungan adalah dengan menggunakan Bio Septic Tank. Bio septic tank berfungsi untuk menampung limbah cair domestik sehingga dapat mengurangi pencemaran pada lingkungan.
Baca juga: Limbah Anorganik: Pengertian, Jenis, Ciri, dan Dampak
Bio Septic Tank berkapasitas besar dan dilengkapi dengan alat penyaringan untuk mengurangi bau kotoran serta mencegah pencemaran tanah. Bio septic tank terbuat dari serat fiber yang tebal sehingga dapat mencegah kebocoran dari limbah yang tertampung di dalamnya.
Baca juga: Limbah Keras Organik: Pengertian dan Contohnya
Selain menggunakan Bio Septic Tank, ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mengelola limbah cair domestik yaitu dengan melakukan pengolahan greywater. Greywater merupakan limbah cair domestik yang berasal dari sumber selain dari limbah toilet atau kakus, seperti air bekas mandi, air bekas mencuci baju, dan air bekas mencuci peralatan.
Baca juga: Jenis Limbah: Pengertian, dan Karateristik
Pengolahan greywater dapat dilakukan dengan membuat bak filter organik agar limbah cair domestik tidak langsung terbuang ke tanah atau saluran air. Bak filter dapat diisi dengan pasir, tanah, serta tanaman penyaring, seperti enceng gondok, kangkung, dan kiambang, yang berfungsi untuk menjernihkan dan mengurangi polusi pada air.
Baca juga: Sawarna Srikandi: Tempat Wisata Terbaik di Banten
Air bekas mandi dan mencuci akan dialirkan secara bertahap ke dalam bak filter, sementara air bekas mencuci peralatan akan dialirkan terlebih dahulu ke dalam bak penangkap lemak. Greywater dapat mengurangi pencemaran pada lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air alternatif yang membantu mengatasi masalah ketersediaan air di wilayah perkotaan.
Baca juga: Dasa Darma Pramuka: Pengertian, Isi, dan Fungsi
Air yang dihasilkan oleh pengelolaan greywater dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti membersihkan toilet, mencuci toilet, dan menyiram tanaman.
Menjaga kesehatan lingkungan
Dengan pengelolaan yang baik, limbah organik dapat diolah menjadi produk yang tidak lagi menjadi sumber pencemaran dan bau tak sedap. Hal ini dapat membantu menjaga kesehatan lingkungan dan mencegah penyebaran penyakit.
Penghasil Limbah Non-Domestik dalam Kehidupan Sehari-Hari
Limbah non-domestik bisanya dihasilkan sebagai hasil dari melakukan salah satu aktivitas berikut:
Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa kategori limbah non-domestik atau organisasi non-rumah tangga biasanya dihasilkan dari serangkaian kegiatan bisnis, amal, sekolah, dan pertanian, yang kesemuanya dapat meminta pengumpulan limbah berbahaya. Pengumpulan dan pembuangan limbah akan dikenakan biaya untuk layanan ini.
Yang pasti untuk perbedaan limbah domestik tidak ada kegiatannya dalam bentuk uang hanya keperluan pribadi sedangkan limbah non-domestik lebih pada sifatnya yang komersil.
Demikinalah artikel yang bisa kami kemukakan pada semua pembaca berkenaan dengan pengertian limbah non-domestik menurut para ahli, ciri, dan contohnya yang ada di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga memberi edukasi bagi semua kalangan yang membutuhkan.
JAKARTA, iNews.id - Limbah lunak menjadi salah satu materi yang dipelajari dalam pelajaran kewirausahaan di bangku sekolah. Berikut pengertian, jenis dan contohnya agar semakin paham.
Apakah Artinya Limbah Lunak Itu?
Limbah lunak biasanya berasal dari produksi alam, pabrik, maupun aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Adapun, berdasarkan jenisnya, limbah lunak ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu limbah lunak organik dan limbah lunak anorganik.
Limbah Lunak Organik ini biasanya berasal dari tumbuhan atau makanan sedangkan Limbah Lunak Anorganik berasal dari bahan olahan yang tercampur zat kimia yang mudah dibentuk.
Contoh limbah lunak organik adalah kulit buah, kulit kacang, kulit bawang, dan daun daunan. Biasanya kerajinan limbah lunak organik dijadikan kreasi tangan seperti tas, keranjang, tempat tisu, pigura, patung, sandal, bunga hias dan masih banyak lagi.
Selain menjadi kerajinan tangan yang memiliki daya jual yang mahal limbah organik ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar biogas.
Limbah lunak anorganik berasal dari bahan-bahan beracun dan berbahaya karena mengandung zat kimia. Namun, bahan ini bisa kembali dibentuk menjadi beberapa kreasi. Contoh limbah lunak anorganik adalah sisa kain, kertas, sedotan, gelas plastik, sabun, dan styrofoam.
Jadi, limbah lunak tidak hanya menjadi sisa produksi yang akan terbuang sia-sia. Tapi dengan penjelasan di atas kita bisa dengan mudah memanfaatkannya menjadi sesuatu yang lebih kreatif dan bermanfaat.
KOMPAS.com – Ada berbagai jenis limbah yang dhasilkan, salah satunya adalah limbah organik keras. Apa yang dimaksud limbah organik keras dan apa saja contoh limbah organik keras? Berikut adalah penjelasannya!
Limbah organik keras adalah jenis limbah organik dalam bentuk padatan bersifat keras dan pejal.
Dilansir dari Microbe Notes, limbah organik keras adalah limbah dari sumber hidup seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang dapat terurai secara hayati dan dapat diuraikan menjadi molekul organik yang lebih sederhana.
Baca juga: Limbah Organik, Limbah yang Berasal dari Makhluk Hidup
Tidak seperti limbah organik limbah, limbah organik keras sedikit lebih sulit diuraikan.
Hal tersebut dikarenakan bentuknya yang keras dan padat sehingga memerlukan waktu lebih banyak untuk diuraikan.
Contoh limbah organik keras adalah:
Baca juga: Jenis dan Karakteristik Limbah Keras
Limbah Keras Organik – Limbah organik atau sampah sering kali terabaikan dan kurang mendapat perhatian dari banyak orang, padahal limbah organik berasal dari rumah tangga dan dapat menimbulkan bahaya apabila tidak diolah dengan benar.
Umumnya, sampah organik terdiri dari sisa sayuran dan buah-buahan serta sisa makanan dari rumah tangga. Jenis sampah basah ini memiliki kadar air yang cukup tinggi.
Bahan baku daur ulang
Dijadikan bahan baku daur ulang untuk menghasilkan produk baru, seperti pupuk organik, kompos, dan biochar. Daur ulang limbah organik dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Pengelolaan limbah organik dengan baik dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan mengurangi tekanan pada lingkungan.
Kayu bekas konstruksi
Kayu bekas konstruksi seperti papan dan balok kayu bisa menjadi limbah keras organik yang sulit terurai dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk diurai oleh mikroorganisme.
Serabut kelapa merupakan limbah keras organik yang cukup sulit diuraikan karena memiliki struktur yang keras dan kuat. Namun, serabut kelapa ini dapat diolah menjadi bahan baku untuk produk kerajinan tangan seperti tas, tempat tidur, kursi, dan sebagainya.
Batang jagung juga termasuk limbah keras organik yang sulit terurai karena memiliki serat-serat yang cukup kuat. Namun, batang jagung ini dapat dijadikan bahan baku untuk industri pulp dan kertas.
Potongan kayu juga termasuk limbah keras organik yang sulit terurai. Namun, kayu ini dapat diolah menjadi berbagai produk seperti furnitur, produk kerajinan tangan, dan bahan bakar.
Kulit kacang-kacangan seperti kulit kacang almond, kulit kacang pistachio, dan kulit kacang tanah termasuk limbah keras organik yang sulit terurai. Namun, kulit kacang-kacangan ini dapat diolah menjadi bahan baku untuk berbagai produk, seperti tinta printer dan bahan perekat.